LAMPUMERAHNEWS.ID - Pesatnya informasi melalui media sosial yang saat ini digandrungi generasi milenial hingga generasi Y disinyalir memberikan informasi yang terkadang kurang jelas, bahkan menimbulkan perdebatan dan polemik seperti ujaran kebencian hingga sara, apa lagi jelang pesta demokrasi yang akan di selenggarakan.
Hindari hal negatif yang bersumber dari media sosial.
Mohammad Dimyati yang merupakan mentor dari Akademi Politik Pemilu menyampaikan beberapa hal yang perlu di antisipasi agar pemilu tahun 2024 berjalan damai dan masyarakat tidak mudah di provokasi oleh berita hoax yang berselancar bebas di media sosial.
"Menjelang pemilu ada beberapa hal yang menjadi antisipasi agar pesta demokrasi berjalan dengan baik, satu hal ada penyelenggara, ada pemilih dan peserta pemilu, peraturan harus diikuti dengan baik dalam rangka menunjukkan demokrasi sipil yang baik,"ucapnya.
"Pengalaman pemilu yang sudah berlangsung menjadi contoh dan mestinya bisa lebih baik, mesti pemilu kali ini menjadi pemilu yang luar biasa dan menjadikan kontestasi pemilu yang luar biasa pula, yang terpenting bagaimana mensukseskan kegiatan pemilu, menghasilkan pemimpin negara yang bisa mewakili aspirasi masyarakat."terang Dimyati saat di temui di kedai kopi bilangan Jakarta Utara. (17/11).
Dimyati juga mengatakan penyelenggara pemilu tidak mementingkan kepentingan pribadi dan golongan. "Saya kira kembali luruskan niat proses pemilu dalam rangka menghasilkan pemimpin-pemimpin yang baik, penyelenggara luruskan niat. Bahwasanya mereka bekerja dalam rangka menjalankan regulasi kepemiluan, integritas dan sebagainya,"bebernya.
"Kembalikan itu sebagai tupoksi nya bukan dalam rangka untuk kepentingan pribadi atau golongan, peserta pemilu juga harus luruskan niat dalam rangka berkontestasi, tentunya dalam rangka menawarkan gagasan dan ide-ide cerdas, kretifitas yang mungkin dijalankan dalam dia berkampanye,"cetusnya.
"Dan tentunya bagi pemilih-pemilih, terutama pemilih pemula, saya kira ini menjadi pengalaman awal untuk memilih bisa ikut andil didalam pesta demokrasi dan yang harus di lakukan adalah mencoba untuk mencari tahu atau informasi yang detail sebelum memilih jangan menggunakan hak, jangan gunakan isu-isu syara yang bukan lagi waktu nya, saat ini adalah waktu nya mencari pemimpin-pemimpin Negara yang baik dan luar biasa yang akan memajukan lingkungan dan masyarakat,"kata Dimyati.
Dimyati juga berpesan kepada pemilih pemula agar selektif menerima informasi dari media sosial, "Yang terpenting adalah bagi pemilih pemula adalah gali informasi, banyak bertanya dengan orang yang tepat, bukan hanya sekedar memahami apa yang di share oleh orang lain dan banyak mencari informasi tentang informasi yang masuk dan memahami nya apa itu bohong dan betul-betul berita yang bisa di percaya, yang jelas, sumber beritanya dari mana, jelas dulu infonya dari mana, apakah benar atau tidak,"sarannya.
"saya kira yang terpenting adalah saring sebelum sharing. Gunakan hak sebaik mungkin, gunakan hak semaksimal mungkin, jangan menyesal ketika tidak menggunakan hak kita sehingga pilihan kita tidak terpilih nanti, mungkin dari hati nurani muncul pikiran-pikiran sehat, muncul dari intimidasi,
"saya kira kalau pemilih pemula, tidak ikut berpartisipasi maka tidak terwakili aspirasi dari anak-anak muda dan ini saatnya menunjukkan bahwa anak muda berkontribusi buat bangsa dan negara,"pesannya .
Di tempat berbeda, Beni Pramula Politikus Milenial yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Pemuda Asia Afrika menyampaikan bahwa pemilu kali ini membangun kesadaran kaum muda untuk terlibat langsung di dalam politik etis.
"Peran pemuda di pemilu kali ini
membangun kesadaran kaum muda untuk bagaimana mereka terlibat langsung di politik etis, kalau di Politik praktis mungkin masih banyak yang menjadi mahasiswa, masih memegang kepemimpinan di organisasi-organisasi yang formal sehingga tidak bisa terlibat langsung dalam politik,"kata Beni.
"mereka berpolitik etis, mengapa kemudian kita mengajak generasi muda tidak antipati terhadap politik, karena biaya sekolah, biaya pendidikan, biaya sembako, alat tulis dan alat-alat yang kita pakai untuk belajar, apa yang kita gunakan di kampus itu di tentukan oleh politik, jadi kenapa enggak pemuda turun tangan untuk juga mempengaruhi kebijakan,"
"Anak muda bisa langsung membuat kebijakan merumuskan undang-undang, ikut menentukan nasib bangsa ini kedepannya itulah pentingnya generasi muda, generasi milenial, generasi gen z harus melek politik, supaya mereka juga bisa menentukan arah kemana bangsa ini maju ke depan,"paparnya.
Beni juga mengatakan pemilu yang diselenggarakan lima tahun sekali jangan jadikan alat perpecahan, "Tentu saja pilpres ini kan akan berlangsung paling lama lima bulan ke depan, jangan sampai hanya waktu yang sebentar terjadi politisasi yang panjang, disini kita perlu mengedepankan politik etika, politik yang beradap , politik yang tidak mencela, tapi bagaimana politik yang disuguhkan adalah politik yang Arif dan dinamis , yang melihat kesantunan moral, melihat banyak hal yang lebih penting dari pada perseteruan, kita harus menjaga kekompakan, lebih menonjolkan, visi misi,"ucapnya.
Menurut Beni Pramula yang terpenting generasi saat ini cek fan kroscek informasi yang beredar di media sosial, "Pertama mereka harus cek and croscek melihat betulkah media ini sumbernya dari mana dan akuratkah, kalau bisa jangan hanya melihat dari 1 konten aja, tapi lihat dari berbagai media, biasanya lebih dari lima atau sepuluh media online meliput saya kira patut di pertimbangkan,"
"Di lihat sumber informasi nya akurat dan bisa di percaya atau dapat dari saduran atau hanya sekedar berita untuk propaganda jadi harus benar-benar memilih berita dan konten yang beredar di medsos,"tungkaanya.
"Sebaiknya kita harus gunakan diksi dan narasi yang tepat berbicara di media sosial jangan sampai kita perkataan kita sikap kita jadi memancing kekisruhan, keributan sehingga menyebabkan permusuhan anak bangsa, jaga sikap dan etika baik dalam perkataan dan perbuatan dan satu hal lagi jangan Golput karena suara kita sangat menentukan Nasib bangsa kita ke depan,"
"Kalau ada satu orang dan di tempat lain satu lagi tidak tertarik untuk berkontribusi dalam pemilu nanti sayang banget karena suara mereka menentukan roda kepemimpinan di masa yang akan datang."tutupnya.
(Red)