LAMPUMERAHNEWS.ID
Gerakan Mahasiswa Nusantara kembali adakan diskusi dengan tema Netralitas Jokowi sebagai Pemimpin Negara di Pertanyakan yang di selenggarakan di kedai kopi Jakarta Utara. (12/12).
Selalu pembicara Madi Ramadhan Ketua IPNU Jakarta Utara mengatakan "Saya mengapresiasi untuk kegiatan seminar politik ini tentang Netralisasi Jokowi sebagai pemimpin Negara di pertanyakan, mengingat peran mahasiswa sebagai sosial kontrol agar menjamin para pemimpin atau penguasa tidak bertindak sewenang-wenang di luar tugas dan fungsinya oleh karena itu kami punya peranan yang besar dan hari ini sangat penting mengingat sebentar lagi kita akan menghadapi pesta demokrasi jangan sampai kemudian keterlibatan penguasa ini menentukan siapa pemimpin kedepannya itu mencederai demokrasi yang sudah lama kita bangun dan kita tegakkan ."kata nya.
Madi juga katakan kontestasi pesta demokrasi harus di nikmati oleh rakyat dan rakyatlah yang menentukan siapa pemimpin Negara.
" Ya karena bagaimana pun biarlah kontestasi pesta demokrasi di nikmati oleh rakyat bahkan rakyat lah yang menentukan jangan sampai ada rasa ketakutan oleh penguasa dan kepentingan-kepentingan tertentu, seperti agenda-agenda yang sudah di canangkan oleh pengusaha melenggang kan kekuasaan mereka di bumi Indonesia ini, kemudian mereka menggunakan alat-alat negara, menyalahkan kewenangan nya untuk kemudian mengarahkan masyarakat untuk memilih calon-calon yang di usung oleh mereka, itu tindakan tercela untuk Demokrasi Indonesia,jangan sampai penguasa mengdokna kami semua, dan ikut dalam permainan nya, kami katakan tidak, yang bermain di pesta demokrasi adalah kami rakyat yang memiliki hak memilih dan di pilih kami lah yang kemudian di mandat kan oleh kedaulatan ini untuk menentukan siapa pemimpin yang tidak terbaik tapi juga tidak terburuk menurut kami . "Katanya dengan tegas .
Menurut Madi Keterlibatan pemerintah di dalam pesta demokrasi bukan lah ranah pemimpin oleh karena itu peran mahasiswa sudah seharusnya dan Madi pun mengajak kawan-kawan untuk sama-sama membangun kesadaran itu dan mengkritisi segala tindakan tidak terpuji, jangan sampai kita hanya jadi penonton tapi sebagai pemain partisipatik dalam agenda demokrasi kedepan.
"Kali ini saya mengajak kawan-kawan untuk sama-sama membangun kesadaran dan mengkritisi segala tindakan tidak terpuji, jangan sampai kita hanya menjadi penonton tapi sebagai pemain partisipatik dalam agenda demiokrasi kedepan. " Ajaknya.
Sementara itu Rizki Pratama Mahasiswa dari Universitas Panca Sakti Jakarta menanggapi kegiatan diskusi.
"Di dalam seminar politik hari ini yang bertemakan "Netralitas Pemimpin Negara di pertanyakan , di diskusi hari ini yang hadir bukan hanya mahasiswa saja tapi dari kalangan anak muda, karena pemuda pun memiliki kesempatan yang sama , demokrasi memberikan keluasan keseluruh masyarakat dengan adanya KTP untuk melakukan pemilihan yang menggunakan hak suara mereka. "Jelasnya.
Rizki yang juga sebagai moderator di kegiatan diskusi mengajak agar anak muda konsen dengan informasi melalui media sosial.
"Mengenai bagaimana caranya agar pemuda dapat memiliki kapabilitas sebagai seseorang yang di setara kan dengan mahasiswa walaupun tidak memiliki kesempatan yang sama dengan mahasiswa karena keterbatasan ekonomi dan sebagai nya, kita memiliki banyak konsen sosial media, kita bisa menilai dan menimba ilmu dengan media yang sudah terpercaya untuk memberikan responsibilities terhadap fenomena politik yang ada, dan bisa juga di jadikan bahan pertimbangan untuk pemuda-pemuda yang akan di pilih. "Ujarnya.
Di akhir sesi wawancara Rizki menyayangkan adanya politik dinasti "ya tentang politik dinasti, ketika di dalam demokrasi sangat di sayangkan kenapa harus ada di dalam demokrasi , sejatinya demokrasi adalah memberikan kebebasan jabatan kepada siapa saja, bukan di berikan kepada anak dan keturunan nya" Tutupnya.