Situasi rekapitulasi tingkat kota administrasi Jakarta Utara terlihat kisruh, adapun kekisruhan yang terjadi tidak sinkronisasi data DPT, DPTB dan Suara pemilih Khusus yang masih menjadi sengketa penghitungan yang telah berlangsung selama 3 Hari mulai dari tanggal 3 Maret 2024 hingga 6 Maret 2024 di Hotel bilangan Ancol, Jakarta Utara.
Salah satu saksi dari Partai PDIP dan Nasdem sampaikan kegundahan nya saat di wawancarai oleh awak media.
"Ya kami para saksi heran kenapa suara pemilih tidak sinkron, kan sudah jelas jumlah pemilih DPT, DPTB dan Pemilih suara khusus kan sudah jelas ada kenapa ini tidak sinkron. " Kata saksi dari partai PDIP yang tak ingin di sebut namanya. ( 6/3).
Sementara itu saksi dari partai Nasdem juga sebutkan hal yang sama kekecewaan para saksi di tiap partai terkait tidak sinkron nya jumlah pemilih.
" Ya benar, ini jumlah suara pemilih aja tak sinkron, ini baru jumlah pemilih nya gimana jumlah suara untuk calon legislatif nya. ? Sebutnya.
Muhammad Sobirin Komisioner Bawaslu Kota Jakarta Utara minta kepada para saksi agar lakukan pernyataan keberatan dengan membawa bukti C 1 agar rekapitulasi tetap berjalan.
" Ya saya bukan berpihak kepada KPU dan Bawaslu tapi silahkan saja ajukan keberatan dengan membawa bukti dan saksi, bisa langsung di laporkan ke Bawaslu DKI bahkan ke Mahkamah konstitusi. "Tandasnya.
