Iklan

Klik Ternak

Din Syamsuddin Ingatkan Aisyiah Untuk Tidak Lelah Dalam Beramar Ma'ruf Nahi Munkar

lampumerahnews
Rabu, 08 Mei 2024, 15.03 WIB Last Updated 2024-05-08T11:17:32Z


LAMPUMERAHNEWS.ID
- Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. M. Din Syamsuddin mengingatkan Pengurus Aisyiah untuk tidak lelah dalam menegakkan kebenaran dan mencegah kemungkaran 


Hal itu, ditegaskan Din Syamsuddin dalam Ceramah Halal Bihalal silaturahmi Idul Fitri 1445 Hijriyah di depan para Pimpinan Wilayah Aisyiah (PWA) DKI Jakarta di Aula Ir. Juanda Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jln Kramat Raya, Jakarta Pusat, pada Selasa (07/05/2024).


Din Syamsuddin mengaitkan amar makruf nahi munkar sebagai salah satu dari dua misi utama Muhammadiyah selain ad-da'wah ilal khair atau pembangunan kebudayaan. Menurutnya, jika yang kedua tidak dilakukan maka yang pertama akan mudah pupus dan runtuh. 


Selain itu, prinsip Amar Makruf Nahi Munkar juga dikaitkan Din Syamsuddin dengan Khairu Ummah (Umat Unggulan) yang salah satu fungsi atau prasyaratan utama adalah Amar Makruf Nahi Munkar menjadi Khairu Ummah. 


"Ini merupakan tujuan ibadah-ibadah Ramadhan, yaitu pembentukan Sumber Daya Insani dengan kapasitas fitrah kemanusiaan,"ujarnya.


Menurut Pak Din sapaannya, fitrah kemanusiaan berdimensi ganda yaitu kesucian dan kekuatan. Maka insan fitri adalah insan suci dan juga insan kuat. Hal inilah yang akan membawa umat Islam sebagai umat terbaik, umat berkemajuan dan juga berkeunggulan.


Maka oleh karenanya, para pimpinan wilayah Aisyiah tidak boleh lelah beramar makruf nahi munkar terutama terhadap kemungkaran struktural yang melilit bangsa Indonesia dari sistem kebangsaan dan kenegaraan yang rusak. 


"Kemungkaran struktural ini berdaya rusak sistemik, yg sangat berbahaya bagi eksistensi bangsa dan negara di masa depan. Secara khusus, kemungkaran struktural yang merajalela dan diperkuat oleh perilaku kepemimpinan yang merusak pula perbaikan dan perubahan," ungkapnya.



Menurut Guru Besar Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta itu, seyogyanya dari dalam (_change from within_), yakni oleh Kepala Negara atau Para Wakil Rakyat. Nestapanya, partai-partai politik tiarap dan terkesan menikmati sistem yang rusak itu. 


"Maka harapan saya kepada Presiden, siapa pun dia, untuk melakukan perbaikan dan perubahan dari dalam. Kalau tidak, rakyat yang cinta kebenaran, kejujuran, dan keadilan harus bangkit dalam gerakan moral, memberi tekanan politik kepada partai-partai politik untuk tidak terlena dengan sistem rusak, yang seolah-olah baik-baik saja, padahal menggerogoti kehidupan bangsa dan negara,"pungkasnya.


(Red)

Komentar

Tampilkan

Terkini