Iklan

Klik Ternak

Antisipasi Konflik Akibat Perang Eropa, Jerman Siaga Perang

lampumerahnews
Selasa, 11 Juni 2024, 15.16 WIB Last Updated 2024-06-11T08:16:59Z

 


     Presiden Jerman "Frank-Walter Steinmeier


LAMPUMERAHNEWS. id

Jerman kini siaga perang. Negeri itu bahkan memperbarui "Kerangka Arahan untuk Pertahanan Keseluruhan", dokumen darurat militer negeri itu.


Hal ini merupakan antisipasi jika terjadi konflik yang menimbulkan perang di Eropa. Ini terkait melebarnya perang Rusia di Ukraina menjadi perang Rusia melawan Eropa Barat.


Mengutip CNN International, dokumen itu memiliki tebal 67 halaman. Dokumen mencakup wajib militer, penjatahan kebutuhan warga saat perang, dan penggunaan stasiun kereta bawah tanah menjadi bunker.


Khusus wajib militer pemuda Jerman akan kembali ke tentara jika perang terjadi. Pekerja terampil berusia di atas 18 tahun dapat diminta untuk bekerja di pekerjaan tertentu termasuk di toko roti dan kantor pos- serta dicegah untuk berhenti dari pekerjaan mereka- sementara para dokter, psikolog, perawat, dan dokter hewan juga dapat ditugaskan kembali dalam peran militer dan layanan sipil.

Jerman juga akan memberlakukan sistem penjatahan makanan. Jika persediaan makanan menipis, pemerintah akan menimbun makanan untuk menyediakan warga negara dengan "satu makanan hangat sehari" untuk jangka waktu yang tidak disebutkan, menurut dokumen tersebut.

Cadangan federal akan mencakup makanan seperti beras, kacang-kacangan, dan susu kental manis. Sumber daya utama lainnya seperti bensin dan minyak juga dapat dijatah dengan kupon jika kelangkaan terjadi.


Khusus perlindungan sipil termasuk mengubah stasiun bawah tanah menjadi bunker darurat, Jerman juga akan mempersiapkan rumah sakit untuk masuknya pasien. Dokumen 'rencana darurat' Jerman juga memperingatkan bahwa rumah sakit di seluruh negeri harus bersiap untuk merawat sejumlah besar pasien dalam jangka waktu yang lama.

Ditambahkan pula bahwa, jika perang terjadi, penduduk Jerman tidak dapat mengandalkan bantuan yang diberikan pemerintah. Hal itu lantaran kemungkinan adanya kerusakan terjadi secara serentak di sejumlah besar lokasi.


Oleh karena itu, dikatakan bahwa warga sipil harus siap untuk membantu diri mereka sendiri terlebih dahulu. Warga juga diminta memberikan bantuan kepada tetangga jika memungkinkan.


Dalam dokumen yang sama, media siaran dan digital Jerman akan diwajibkan oleh hukum untuk segera membagikan informasi penting dari pemerintah. Sebagai lembaga penyiaran negara Jerman, Deutsche Welle secara hukum berkewajiban untuk memberikan informasi kepada pemerintah mengenai waktu penyiaran untuk pengumuman undang-undang, peraturan, dan pembaruan baru.


Dokumen itu juga menyatakan bahwa pihak berwenang akan memiliki kewenangan untuk mengevakuasi warga sipil ke daerah tertentu meskipun keluarga tidak boleh dipisahkan. Sementara layanan cuaca Jerman diperkirakan akan terus beroperasi bahkan dalam keadaan darurat, pihak berwenang dapat melarang atau membatasi publikasi prakiraan cuaca.


Dalam pernyataannya, Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser mengatakan negara perlu mempersenjatai diri dengan lebih baik. Rusia telah sepenuhnya merubah situasi Eropa


"Agresi Rusia telah sepenuhnya mengubah situasi keamanan di Eropa- pertama dan terutama di antara mitra UE dan NATO timur, seperti di negara-negara Baltik," katanya dilansir laman yang sama Senin (10/6/2024).


Karena ancaman hibrida seperti serangan siber, spionase, dan disinformasi di sini," tambahnya.

Menteri Pertahanan Jerman Pistorius dikutip oleh surat kabar Der Spiegel juga mengatakan serupa. Bahkan, ia mengatakan Jerman harus siap berperang pada tahun 2029.

"Kita tidak boleh percaya bahwa Putin akan berhenti di perbatasan Ukraina saat dia sudah sejauh itu," ujar Pistorius.


Inggris Juga Siaga Perang

Pemerintahan Inggris dilaporkan juga telah melakukan hal sama. Mantan Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace juga menyatakan bahwa "perang akan terjadi" di Inggris pada akhir dekade ini.

Ia menyerukan investasi yang lebih besar di bidang pertahanan. Alhasil pemerintahan Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak telah mengumumkan investasi senilai 5 miliar poundsterling atau setara Rp 93,22 triliun untuk pertahanan.


Dalam beberapa minggu terakhir, Rusia telah mengeluarkan beberapa peringatan paling keras kepada negara-negara Barat, mengingat beberapa sekutu Ukraina memberikan izin kepada Kyiv untuk menggunakan senjata mereka untuk menyerang sasaran terbatas di dalam wilayah Rusia.


Putin beberapa waktu lalu menggambarkan penyediaan persenjataan Barat sebagai "langkah yang sangat serius dan berbahaya," yang menurutnya dapat mengakibatkan Moskow mempersenjatai musuh-musuhnya.


Sumber Berita / Artikel Asli : CNBC Indonesia


Komentar

Tampilkan

Terkini