LAMPU MERAH NEWS. ID
Jakarta - Pakar ekonomi Faisal Basri mengungkap kondisi perekonomian Indonesia yang cukup memprihatinkan, Indonesia sedang mengalami bonus Demografi mengharapkan akan masa depan Indonesia emas 2045.
Sedangkan pakar ekonom membocorkan bahwa ekonomi Indonesia dalam keadaan buruk yang memungkinkan akan terjadinya potensi defisit yang meningkat.
Alasannya bisa terjadi defisit keuangan negara karena buruknya kondisi ekonomi Saat ini, Faisal Basri ungkap di awal tahun memang belum terlihat namun pasca pemilu sudah mulai tampak.
Pertama memang mau tidak mau, ada trend penurunan atau perlambatan pertumbuhan ekonomi triwulan 1 Januari, Maret belum begitu kelihatan. Tapi pasca Pemilu ini mulai tampak tadi ada potensi defisitnya yang meningkat.” Ucap Faisal Basri dilansir dari youtube Novel Baswedan.
Defisit yang meningkat tersebut disebabkan karena target penerimaan pajak negara yang tidak sesuai seperti yang diperhitungkan.
Sedangkan pengeluaran negara tidak bisa diminimalisir lagi, maka Faisal basri ungkap akan terjadi defisit yang membesar dan menyebabkan tidak adanya tabungan.
“Karena kemungkinan besar sekali target penerimaan pajaknya tidak tercapai, sementara yang namanya pengeluaran gak bisa dihambat gitu kan. Sehingga menimbulkan defisit yang membesar sehingga tidak ada tabungan.”.(20/6).
Adapun sisa anggaran biasanya akan diperuntukkan untuk tahun berikutnya, maka dari itu negara tak dapat menabung.
“Ada namanya sisa anggaran itu yang bisa dipakai buat tahun berikutnya gitu praktis hitung-hitungannya sih hampir tidak ada yang namanya tabungan,” ujarnya.
Faisal Basri menyimpulkan dengan keadaan perekonomian Indonesia yang memburuk saat ini menjadi tanggungan yang sangat berat untuk Prabowo ketika nanti menjabat sebagai Presiden.
Jadi waktu Pak Prabowo jadi presiden bebannya makin berat,” ungkap Faisal Basri.
Faisal Basri juga menyinggung masalah penjualan mobil di Indonesia yang mengalami kemerosotan tajam, hal itu mencirikan bahwa terjadi penurunan kelas menengah di Indonesia.
“Nah kemudian juga ada kecenderungan kita lihat penjualan mobil yang turun tajam jadi Ini sudah. kalau kelas bawah itu memang hidupnya sangat memprihatinkan. Nah sekarang sudah merembet ke kelas menengah,” Jelasnya.
“Penjualan mobil turun 20% macam-macam gitu kemudian juga tabungan mereka sudah tergerus, tadinya tabungan mereka di atas 100 sekarang di bawah 100 juta gitu, memang data menunjukkan hal seperti itu,” imbuhnya.
Sumber Berita: Bisnis Bandung