Iklan

Klik Ternak

Para pimpinan oposisi mendesak Netanyahu untuk menerima proposal gencatan senjata

lampumerahnews
Sabtu, 08 Juni 2024, 10.25 WIB Last Updated 2024-06-08T03:25:59Z

 


LAMPUMERAHNEWS.ID

JAKARTA – Melalui siaran pers nya Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memulai upaya untuk merayu para menteri dan anggota parlemen dari Partai Likud yang menentang proposal gencatan senjata yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

Media penyiaran Israel KAN menyebut bahwa Netanyahu terus merayu Likud yang terus menolak untuk berdamai dengan Hamas. Hal ini juga ditolak keras oleh Menteri Keuangan dan Menteri Keamanan Nasional Israel, Bezalel Smotrich dan Itamar Ben-Gvir.

Diketahui, Partai Likud bersama partai Ben-Gvir, Otzma Yehudit, dapat mengancam posisi pemerintahan Netanyahu di parlemen sehingga administrasinya dapat dibubarkan.

“Langkah Netanyahu dilakukan mengingat ancaman Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich untuk menggulingkan pemerintah jika dia menyetujui proposal yang diumumkan oleh Biden,” lapor KAN yang dikutip Anadolu Agency, Rabu (5/6/2024).

Meski begitu, pada hari Selasa kemarin beberapa menteri dari Partai Likud serta pemimpin Partai Persatuan Torah Yudaisme yang juga Menteri Perumahan Yitzhak Goldknopf, menyuarakan dukungan terhadap proposal gencatan senjata. Goldknopf mengatakan ia mendukung setiap usulan yang mengarah pada pembebasan sandera Israel di Gaza.

Yair Lapid, pemimpin oposisi, juga mendesak Netanyahu untuk menerima proposal gencatan senjata yang diumumkan Biden. Ia menambahkan bahwa pihaknya akan memberi Netanyahu jaring pengaman politik untuk mencapai kesepakatan tersebut.


Proposal Biden

Sebelumnya, Biden menawarkan peta jalan gencatan senjata dalam perang antara Israel dengan milisi Palestina Hamas di Gaza yang terdiri dari 3 fase. Ia memohon Israel dan Hamas menerimanya untuk potensi perdamaian ke depan.

Dalam fase pertama, Biden mengatakan gencatan senjata akan berlangsung selama enam minggu. Ini akan mencakup gencatan senjata penuh dan menyeluruh, di mana poin-poinnya adalah penarikan pasukan Israel dari semua wilayah berpenduduk di Gaza, pembebasan sejumlah sandera termasuk perempuan dan lanjut usia, serta yang terluka dengan imbalan pembebasan ratusan tahanan Palestina.

Lalu, dalam fase kedua, Biden menyebut ada upaya untuk mengakhiri permusuhan secara permanen. Namun, ia menambahkan, negosiasi untuk mencapai tahap kedua bisa memakan waktu lebih dari enam minggu karena akan terjadi perbedaan pendapat di antara kedua belah pihak.

Di fase ketiga, rekonstruksi akan dilakukan terhadap Gaza secara besar-besaran. Sisa sandera yang terbunuh, juga akan dikembalikan ke keluarga mereka.

Persembunyian Hamas Diserang

Sementara itu kepada jumlah korban jiwa bertambah akibat serangan udara Israel terhadap sebuah gedung sekolah PBB di Gaza tengah. Sebuah rumah sakit di Gaza mengatakan pada hari Kamis (6/6), bahwa jumlah korban tewas telah bertambah menjadi 37 orang. Militer Israel mengklaim sekolah tersebut menampung pos komando Hamas.

Dilansir kantor berita AFP, Kamis (6/6/2024), Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir al Balah, Gaza mengatakan mereka telah menerima “37 syuhada” akibat serangan terhadap sekolah UNRWA, badan PBB yang mendukung pengungsi Palestina. Angka ini bertambah dari 27 korban jiwa yang sebelumnya diberikan oleh kantor media Hamas.

Militer Israel mengatakan bahwa sebelum serangan jet tempur Israel itu, militer telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko jatuhnya korban warga sipil.

“Jet-jet tempur Israel… melakukan serangan tepat terhadap kompleks Hamas yang terletak di dalam sekolah UNRWA di daerah Nuseirat,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Kamis (6/6/2024).

Militer Israel mengklaim bahwa para milisi Hamas dan Jihad yang tergabung dalam Pasukan Nukhba, dan ikut serta dalam serangan besar-besaran ke Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, beroperasi di kompleks tersebut.

Namun, kantor media Hamas mengatakan serangan pada hari Kamis (6/5) itu menewaskan sedikitnya 27 orang yang mencari perlindungan di tempat tersebut. (Web Warouw)


Sumber berita : gelora. Com

Komentar

Tampilkan

Terkini