Iklan

Klik Ternak

Ketahanan dan kemandirian alat kesehatan menunjang bisnis persediaan alat kesehatan lebih memadai

lampumerahnews
Jumat, 30 Agustus 2024, 10.44 WIB Last Updated 2024-08-30T03:44:58Z

 


Lampu merah news.id

KOTA BEKASI -Pandemi covid-19 yang terjadi beberapa tahun kemarin menjadi pelajaran berharga bahwa penting nya alat kesehatan bila bisa di produksi sendiri oleh Negara Indonesia sehingga langka nya alat kesehatan tidak terjadi kembali. HIPELKI  (Himpunan Pengembangan Ekosistem Alkes Indonesia ) menyelenggarakan Kongres Nasional Pertama di Jakarta dengan tema "HIPELKI : Katalisator Transformasi Ekosistem Kesehatan Menuju Ketahanan dan Kemandirian Alkes " .


" Kongres ini sebenarnya adalah pertemuan para pengurus tapi kita juga mempunyai serangkaian acara , tadi kita juga mengundang beberapa stek holder pemerintah untuk memberikan sambutan dan arahan yaitu dari kementerian kesehatan ,  direktorat jenderal farmasi dan kesehatan, ketiga direktorat jenderal tenaga kesehatan , ke empat dari kepala pusat pemberi kebijakan kesehatan , dari Brin ,  kemenperin dan koprasi dan UMKM karena HIPELKI 78 ℅ UMKM dan HIPELKI sendiri akan membentuk koprasi untuk memberikan wadah kepada peserta, "terang Ketua Umum HIPELKI "dr. Randy H. Teguh, MM di Kongres perdana HIPELKI yang diadakan di Auditorium Gedung Ojo Radiat, Poltekkes Kemenkes, Kota Bekasi. (29/8/24).


Ketua Umum HIPELKI juga jabarkan agenda  apa saja yang di sajikan dalam Kongres.


" Di Kongres ini ada kegiatan talk show mengenai transformasi kemandirian alat kesehatan dan tadi ada lomba dengan 2 katagori yaitu startup dan inovasi , nanti kita masuk pada Kongres nya dan agenda nya mengesahkan ad/art, mengesahkan kode etik, lalu pemilihan dan penetapan ketua umum, terakhir pengukuhan tapi sebelum nya ada pembahasan mengenai strategi kegiatan, action plan himpunan kedepannya seperti apa "bebernya.


Ada 3 unsur di dalam HIPELKI dan menjadi kan kolaborasi yang dinamis untuk mencapai kemandirian dan ketahanan alat kesehatan.


"HIPELKI ini ekosistem lebih ke unsur-unsur ekosistem jadi kalau kita pakai konsep triple helix ada 3 unsur, pertama dari akademisi ada dari peneliti dari universitas-universitas , lalu bisnis dan pengusaha terbagi lagi dari produsen, distributor, industri lain nya dan lembaga pembiayaan juga lab uji dan sebagai unsur dari pemerintah tentunya sebagai pembina kami , sehingga kami berharap dengan kolaborasi 3 unsur ini kemandirian dan ketahanan alat kesehatan  tercapai, "ungkap nya.


Melihat dari pengalaman covid 19 kemarin di mana pasokan alat kesehatan susah di dapati dan harga nya pun melambung tinggi , Rendy mengajak para peneliti dan pengusaha duduk bareng untuk membahas ini lebih maksimal.


"Semua ini kan sebenarnya hasil dari pembelajaran adanya pandemi covid, kita tahu kita tiba-tiba kekurangan masker, kekurangan APD, kekurangan oksigen, kita sebagai bangsa dan negara belum mempunyai kemandirian dan ketahanan dalam hal alat kesehatan, dan memang data pada covid kemarin produk dalam negeri Indonesia kemungkinan relatif hanya 10 % dan sisanya masih tergantung pada luar negeri, pada saat itu kita punya uang kita bisa beli tapi tidak ada barang nya, melihat hal itu kami sepakat dengan pemerintah kita sebagai bangsa besar itu  harus bisa memproduksi alat kesehatan sendiri  bila terjadi musibah pandemi kita sudah mampu untuk mandiri,  sebelum covid jumlah produsen alat kesehatan itu tidak sampai 200 saat ini sudah hampir 880 sebelum covid komunikasi antara peneliti, akademisi dan pengusaha sangat jarang tapi berbeda dengan saat ini, ada dari beberapa peneliti bisa duduk bareng dengan pengusaha sehingga tentu harapan nya nanti suasana bisnis di alat kesehatan menjadi lebih baik lagi dan yang pastinya tercukupi untuk kebutuhan kesehatan di Negeri sendiri, "pungkas nya .

Komentar

Tampilkan

Terkini