Lampu merah news.id
Jakarta - Pada Launching Hasil Riset Pengungsian Internal di Tanah Papua yang di gelar di Gereja PGI, Salemba Raya, Jakarta Pusat . (3/9/24).
Beka Ulung Hapsara dari Komnas HAM mengatakan berdasarkan hasil riset kami soal pengungsian di Tanah Papua itu sendiri bukan hanya sekedar angka saja, tapi fakta di lapangan ada 8 titik daerah yang mengalami konflik , nah masalah ini peran pemerintah sangat lah kurang di Papua sistem kekerabatan lah yang menolong pengungsi, dalam tanda kutip mereka yang sebenarnya yang harus menjadi pandangan Negara, kedua negara harus berterima kasih pada gereja selama ini dapat membantu pengungsi bahkan mencari solusi yang ada seperti di Wamena , " Kata Beka.
Beka juga katakan masalah pengungsi perempuan dan anak yang menjadi perhatian serius.
"untuk masalah pengungsi perempuan dan anak yang pertama harus mempunyai prespektif bahwa perempuan dan anak adalah pihak yang paling rentan dari pengungsian atau korban dari gencatan senjata, kedua pemerintah harus memiliki program agar bisa mengentaskan masalah perempuan dan anak, ketiga pemerintah harus mencair kan masalah nya, harus mengakui masalah tersebut menjadi hal yang harus segera di perbaiki, lalu penelitian kami tentang konflik kekerasan dan bersenjata itu penting untuk di Gress oleh pemerintah agar segera menyelesaikan masalah dan konflik di Papua , "tutur nya .
Sementara itu Surya Anta Ginting menambah kan dia menilai peran pemerintah sangat lah kurang.
" Bukan hanya politik saja tapi dalam hal pengungsian di tanah Papua sendiri peran pemerintah sangat kurang, pernyataan dari pengungsian itu menyatakan bahwa pemerintah kurang memberikan perhatian kepada para pengungsi tanah Papua, bicara nyata pengungsian di Papua lagi-lagi permasalahan semakin bertambah jumlah pengungsi, dan kami menilai ada kepentingan tersendiri dalam hal ini, sekarang aja menjadi isu nasional jangan melihat dari jumlah tapi lihat lah mereka itu punya hak atas pendidikan, kesehatan, pangan . Selama ini swadaya mereka dan gereja yang lebih banyak mereka rasakan. Perbaikan infrastruktur, jalan tol atau pembangunan lain nya justru menjadi pemicu terjadinya konflik tapi perlu nya kesetaraan akan hak hidup yang sama lah yang teman-teman Papua dambakan "tambahnya.
Untuk menjawab soal masalah akses untuk mendapatkan kesehatan, dan kebutuhan hidup para pengungsi pemerintah harus segera memfasilitasi akses kebutuhan yang sangat krusial terutama dalam mengatasi kesehatan perempuan dan anak.
Pendeta Beni Gaiy menegaskan hadir nya Paus Fransiskus ke Indonesia memberikan dampak positif terhadap kehidupan kebhinekaan di Indonesia terutama di Papua.
"Kami ucapkan selamat datang kepada paus Fransiskus di Negara Bhinneka tunggal ika, kedatangan paus dapat menjadi pemersatu, harap kami di Papua betul-betul mewujudkan kebhinekaan dan kemajemukan, orang-orang Papua dapat merasakan kesetaraan diantara kami dan wilayah lain nya, "tegasnya