LAMPUMERAHNEWS.ID
JAKARTA - Penjualan obat keras tanpa izin ternyata sudah merasa bebas tanpa tercium pihak kepolisian. Temuan ini terdapat di wilayah sekitaran Pondok Jati, Matraman, Jakarta Timur, Rabu (30/10).
Menentukan harga obat jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) adalah khas toko tersebut. Diketahui toko itu menjual 1 tablet jenis Alprazolam Rp. 25 ribu, sedang resminya di HET tertera hanya sekitar Rp. 20 ribu per lembar yang berisi 10 butir.
Bermula ketika mencoba membeli dengan menunjukkan keabsahan resep, yang seharusnya mereka pun memiliki izin menjual obat keras seperti layaknya pasien yang juga harus mempunyai izin resep resmi.
Ironisnya, pemilik toko mengancam agar kami segera pergi, dengan nada bangga memiliki stok yang tidak dimiliki apotek tertentu. Mereka menyuruh untuk beli di apotek yang sebelumnya kami ungkapkan stok apotek kosong diduga karena maraknya peredaran ilegal seperti toko tersebut.
“Beli di apotek aja, di sini harga tidak sama,“ kata seseorang yang mengaku sebagai pemilik toko, melalui sambungan telepon milik penjaga toko tersebut.
Dengan dasar itulah kami mempertanyakan harga yang jauh di atas HET. Dan kenapa mereka menaikkan harga segitu tinggi, namun mereka menjawab itu harga yang sudah mereka tentukan.
Sepertinya mereka sudah menginjak-injak hukum dengan membuka toko secara bebas tanpa tercium aparat kepolisian. Bahkan dengan arogan mereka melakukan pelarangan tentang jurnalistik karena adanya temuan harga yang jauh melampaui HET.
“Jangan tanya-tanya harga obat di toko kami, cabut aja, cabut,” kata pemilik mengindikasikan dirinya mempunyai kekuatan dan ada yang orang yang melindungi dirinya.
Sebelumnya, juga melalui sambungan seluler, seseorang bernada tegas mempertanyakan kehadiran kami.
Setelah kami nyatakan kehadiran kami ingin membeli dengan menunjukkan resep resmi dengan diagnosa dan bukan untuk penyalahgunaan. Kami balik bertanya tentang keberadaannya yang kemungkinan tidak jauh dari sana karena sebelumnya mereka keberatan menjual harga wajar tapi menyatakan ingin datang menemui.
“Saya lagi dinas, jadi kamu tidak dapat obat di apotek lalu datangi toko kita. Mau beli dengan harga ditentukan sendiri,“ katanya, memutar balikkan bahwasanya mereka menjual itu seolah sesuai ketentuan.
Patut kami duga dengan nada terbentuk khas seorang prajurit, ucapan itu untuk menunjukkan dia adalah anggota aktif. Dan apabila benar, kami akan melaporkan ini ke Panglima tertinggi.
Dengan temuan ini kami berharap kepada penegak hukum untuk menertibkan toko tersebut yang kuat dugaan adalah ilegal.
Hingga berita ini tayang seseorang yang mengaku pemilik menginformasikan ada beberapa toko di sekitarnya, namun dia belum menyebutkan lokasi tepat toko lain berada.