Lampumerahnews.id. Jakarta - Kabar dipatsuskannya Iverson Manosoh ini beredar sejak minggu lalu. Namun hal ini baru terdengar oleh media pada pekan ini.(9/10/24).
Tentunya kejadian yang terjadi di Sat Narkoba Polres Jakpus tidak sesuai dengan Asta Cita Berantas Narkoba yang digaungkan oleh Presiden Prabowo Subianto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit.
Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto juga mengatakan akan memecat anggotanya yang terlibat dalam kasus narkoba. Baik itu pengguna narkoba atau menjadi beking narkoba.
di kutub dari beberapa sumber.
Di lansir dari Lampuhijau.co.id.
Sejumlah anggota Satuan reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Pusat dimutasi. Mulai Perwira Menengah (Pamen), Perwira Pertama (Pama) hingga bintara.
Dari informasi yang dihimpun di lapangan anggota yang dimutasi mulai dari Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Iver Son Manossoh, Wakasat Narkoba, Kompol Roland Olaf Ferdinad serta Kanit III, Ferdinan, Kasubnit dan beberapa anggota lainnya.
Dari informasi yang didapat di lapangan, pemutasian ini merupakan buntut dari perilaku Kasat Narkoba bersama jajaran yang diduga melakukan pemerasan terhadap bandar narkoba.
Wakasat Narkoba Kompol Roland Olaf Ferdinad membenarkan jika dirinya dimutasi ke Polda Metro Jaya.
Dari informasi yang dihimpun, Kasat Narkoba, AKBP Iver Son Monossoh diganti oleh Kapolsek Metro Gambir, Kompol Jamalinus Nababan. Sementara itu, Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, Kompol Rezeki Revi Respati menjabat Kapolsek Metro Gambir.
“Iya saya menggantikan pak Jamalinus yang menjabat sebagai Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Pusat,” ucap Kompol Revi Respati.
Guna mengetahui pemutasian sejumlah anggota kepolisian di Satnarkoba Polres Metro Jakarta Pusat, saat dihubungi dan dikirimkan pertanyaan melalui whatapp ke Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Condro Purnomo justru tidak merespon.
Menanggapi adanya pemutasian ditubuh Satnarkoba Metro Jakarta Pusat, pengamat kepolisian Indonesian Civilian Police Watch (ICPW), Bambang Suranto mengatakan dimutasikan sejumlah anggota tentunya ada alasan dari pimpinan.
“Dimutasi itu apakah mereka melakukan tindakan yang tidak diinginkan oleh pimpinan. Tapi case dimutasikan mulai dari Kasat, Wakasat, dan jajaran lainnya di satu kesatuan itu sangat jarang,” tegasnya.
Bambang mengatakan, jika memang ada case seperti itu terdengar sangat aneh. Mungkin ada kesalahan yang sangat fatal pada kesatuan tersebut yang mengakibatkan satu kesatuan tersebut dimutasi bersamaan.
“Atau bisa jadi untuk menutupi kesalahan yang dilakukan kesatuan tersebut dari sorotan publik,” ungkapnya.
(DL).