Iklan

Klik Ternak

Sastrajendra dan Kebangkitan Spiritualitas Nusantara.

lampumerahnews
Sabtu, 26 April 2025, 20.25 WIB Last Updated 2025-04-26T13:26:13Z


Lampumerahnews.id

Bogor- Di tengah riuhnya zaman yang serba cepat dan modern, semakin banyak insan yang menoleh kembali pada akar-akar kearifan lokal yang telah lama tertanam dalam budaya Nusantara. Ragam aliran kepercayaan yang hidup di bumi pertiwi bukan sekadar warisan, melainkan pancaran kebijaksanaan luhur yang lahir dari pergulatan batin manusia dengan alam, masyarakat, dan semesta. Inilah yang disebut sebagai local wisdom—harta tak ternilai yang menjadi cermin jati diri bangsa.


Komunitas Cinta Budaya (KCB), sebagai penjaga napas tradisi, kini membuka jalan bagi siapa pun yang ingin menyelami salah satu ajaran spiritual mendalam: Sastrajendra. Melalui pembentukan divisi khusus bernama Sastrajendra Living Academy (SLA), KCB menghadirkan ruang belajar bersama yang inklusif, kontemplatif, dan penuh makna.


Toni Junus Kanjeng Ngung, selaku sesepuh yang menjiwai visi ini, menegaskan bahwa Sastrajendra bukanlah sekadar ajaran mistik, melainkan jalan hidup yang berakar pada pambukaning kolbu—kunci pembuka Roh Suci. Ia mengingatkan bahwa meski Sastrajendra memiliki banyak versi, ajaran yang diangkat dan dikembangkan di SLA berpegang pada garis ajaran yang murni dan terjaga.


Ajaran tersebut merupakan warisan spiritual dari Kiageng Mangir, yang diteruskan melalui Prawirodiharjo di Gampingan Baru, Yogyakarta, dan kemudian diperkaya dengan wahyu keraton dari Sinuhun Pakubuwana X melalui KPH. Darudriyo Sumodiningrat. Perpaduan ini menjadi landasan utama bagi pengembangan Sastrajendra di SLA—sebuah jalan menuju pemurnian rasa, kejernihan pikir, dan kesadaran yang menyatu dengan semesta.


Bambang Hayunanto, Pembina SLA, menambahkan bahwa dalam proses pembelajarannya, SLA membuka pintu bagi Roh Suci untuk bersinar, sehingga secara spiritual bermanfaat dalam mempersatukan kesadaran pikir, raga, dan rasa menjadi satu dalam Triwikrama. Kesatuan ini menjadi kunci penting untuk mencapai Manunggal Kawula Gusti, suatu cara yang mungkin tidak ditemukan dalam ajaran lain.


Sementara itu, Buntje Harbunangin, pendiri Komunitas Cinta Budaya, menekankan bahwa tujuan utama SLA adalah membantu setiap individu mencapai Kasampurnaning Hurip. Melalui peresapan nilai-nilai ajaran ke dalam sikap dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, seseorang dapat menemukan jati dirinya yang sejati—hidup selaras, utuh, dan seimbang, baik dalam karier, usaha, maupun laku spiritual.


Dengan semangat pelestarian sekaligus pembaruan, Sastrajendra Living Academy hadir tidak sekadar sebagai ruang belajar, melainkan sebagai jembatan spiritual bagi generasi masa kini untuk kembali menyelami cahaya kearifan Nusantara. Di sinilah, warisan tak kasat mata dihidupkan kembali dengan cinta, rasa hormat, dan kesadaran yang mencerahkan.


kipray

Komentar

Tampilkan

Terkini